Hubungan antara bahasa
Indonesia dengan Sistem Informasi
A.
pengertian Bahasa Indonesia
Bahasa
Indonesia adalah bahasa resmi negara Indonesia. Bahasa Indonesia adalah bahasa
yang satu dan yang memersatukan kita, yaitu Bahasa Indonesia. Bahasa adalah hal
yang paling terpenting dalam berkomunikasi.Bangsa Indonesia memiliki banyak
sekali macam bahasa yang beraneka
ragam,begitu juga bahasa dalam sistem informasi yang tujuan nya adalah untuk dapat
berkomunikasi .
Bahasa merupakan alat komunikasi didalam anggota masyarakat untuk berkomunikasi. Tujuan dari bahasa adalah untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Dengan bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat.
Bahasa merupakan alat komunikasi didalam anggota masyarakat untuk berkomunikasi. Tujuan dari bahasa adalah untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Dengan bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat.
B. Pengertian
Sistem Informasi
Sistem Informasi (SI) adalah teknologi informasi yang digunakan Manusia untuk menggunakan teknologi dalam mendukung operasi dan manajemen. Sistem informasi yang sering digunakan merujuk kepada interaksi antar manusia, proses algoritmik, data, dan teknologi. Dalam pengertian ini, istilah ini digunakan untuk organisasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK), tetapi juga digunakan orang untuk berinteraksi dengan teknologi ini dalam mendukung proses bisnis. Perbedaan yang jelas antara sistem informasi, dan komputer sistem TIK, dan proses bisnis. Sistem informasi yang berbeda dari teknologi informasi dalam sistem informasi biasanya terlihat seperti memiliki komponen TIK. Hal ini terutama berkaitan dengan tujuan pemanfaatan teknologi informasi. Sistem informasi berbeda dari proses bisnis. Sistem informasi membantu untuk mengontrol kinerja proses bisnis.
Sistem informasi adalah suatu sistem kerja yang kegiatannya ditujukan untuk pengolahan (menangkap, transmisi, menyimpan, mengambil, memanipulasi dan menampilkan) informasi.
Dengan demikian sistem informasi juga dapat dianggap sebagai bahasa semi formal yang mendukung manusia dalam pengambilan keputusan dan tindakan.
Sistem informasi merupakan fokus utama dari studi untuk disiplin sistem informasi dan organisasi informatika.
Sistem informasi adalah gabungan yang terorganisasi dari manusia, perangkat lunak, perangkat keras, jaringan komunikasi dan sumber data dalam mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam organisasi.
Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan
Sistem Informasi (SI) adalah teknologi informasi yang digunakan Manusia untuk menggunakan teknologi dalam mendukung operasi dan manajemen. Sistem informasi yang sering digunakan merujuk kepada interaksi antar manusia, proses algoritmik, data, dan teknologi. Dalam pengertian ini, istilah ini digunakan untuk organisasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK), tetapi juga digunakan orang untuk berinteraksi dengan teknologi ini dalam mendukung proses bisnis. Perbedaan yang jelas antara sistem informasi, dan komputer sistem TIK, dan proses bisnis. Sistem informasi yang berbeda dari teknologi informasi dalam sistem informasi biasanya terlihat seperti memiliki komponen TIK. Hal ini terutama berkaitan dengan tujuan pemanfaatan teknologi informasi. Sistem informasi berbeda dari proses bisnis. Sistem informasi membantu untuk mengontrol kinerja proses bisnis.
Sistem informasi adalah suatu sistem kerja yang kegiatannya ditujukan untuk pengolahan (menangkap, transmisi, menyimpan, mengambil, memanipulasi dan menampilkan) informasi.
Dengan demikian sistem informasi juga dapat dianggap sebagai bahasa semi formal yang mendukung manusia dalam pengambilan keputusan dan tindakan.
Sistem informasi merupakan fokus utama dari studi untuk disiplin sistem informasi dan organisasi informatika.
Sistem informasi adalah gabungan yang terorganisasi dari manusia, perangkat lunak, perangkat keras, jaringan komunikasi dan sumber data dalam mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam organisasi.
Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan
C. Korelasi
Hubungan bahasa Indonesia dan Sistem Informasi
Pengertian
korelasi itu sendiri adalah hubungan timbal balik yang terjadi antara kedua bidang
tersebut.Menurut saya hubungan itu terjadi
karena manusia menciptakan sebuah mesin
komputer yang dianggap bahwa mesin komputer itu dapat membantu dan
mempermudah pekerjaan manusia, manusia menciptakan sebuah mesin yang didalamnya
berisi sebuah data dan tanpa tidak akanterbuatnya mesin computer, maka manusia
menciptakan bagian luar (hardware komputernya), karena tidak berguna jika tidak ada bagian otak mesin komputer
(software dan brainware) manusia menciptakan
sebuah data yang didalamnya berisi sebuah informasi dan data yang dibuat
manusia, dan dikenal dengan bahasa
interaksi manusia dengan komputer.
Kesimpulan
bahasa dan sistem informasi itu berhubungan satu sama lain karena kombinasi dan teknologi informasi masyarakat
yang menggunakan teknologi untuk mendukung operasi dan manajemen interaksi antar masyarakat dengan bahasa
sebagai media untuk penyampaian.
PENTINGNYA BERBAHASA YANG BAIK DAN BENAR DALAM DUNIA SISTEM
INFORMASI (RAGAM BAHASA)
Ragam
bahasa adalah sebuah bahasa menurut
pemakaian yang berbeda - beda
dengan dialek atau varian dari sebuah bahasa menurut pemakaian meskipun penggunaannya kadang juga dianggap
sebagai suatu variasi atau ragam tersendiri.
JENIS RAGAM BAHASA
Ragam bahasa dibedakan berdasarkan pokok pembicaraan:
Ragam bahasa undang-undang
Ragam bahasa jurnalistik
Ragam bahasa ilmiah
Ragam bahasa sastra
Ragam bahasa dibedakan berdasarkan media
pembicaraan:
1. Ragam lisan yang antara lain meliputi:
Ragam
bahasa cakapan
Ragam bahasa pidato
Ragam bahasa kuliah
Ragam bahasa panggung
2. Ragam tulis yang antara lain meliputi:
Ragam bahasa teknis
Ragam bahasa undang-undang
Ragam bahasa catatan
Ragam bahasa surat
Ragam bahasa menurut hubungan antarpembiacra dibedakan menurut bahasa baku atau tidaknya :
Ragam bahasa resmi
Ragam bahasa akrab
Ragam bahasa agak resmi
Ragam bahasa santai
dan sebagainya
Pentingnya Menggunakan Bahasa Yang Baik
dan Benar Dalam Dunia Sistem Informasi.
Bahasa sebagai Alat Komunikasi. Komunikasi adalah tahapan lebih jauh dari ekspresi diri. Komunikasi pun tidak akan sempurna jika orang yang menangkap komunikasi kita tidak mengerti apa yang kita sampaikan. Maka dari itu Menggunakan bahasa yang baik sangat penting Karena dari tata cara bahasa seseorang kita dapat menilai kecerdasan orang tersebut.
Apabila bahasa yang digunakan baik dan benar maka bagi pendengar tentunya lebih mudah dipahami. Melalui bahasa, kita dapat menunjukkan sudut pandang kita, pemahaman kita atas suatu hal, asal usul bangsa dan negara kita, pendidikan kita, bahkan sifat kita.
Bahasa menjadi cermin diri kita, baik sebagai bangsa maupun sebagai diri sendiri. Karena fungsi bahasa adalah untuk menyampaikan informasi ke pada orang lain agar orang yang kita beri informasi tersebut mengerti dan paham.
Penggunaan bahasa dengan baik menekankan aspek komunikatif bahasa. Hal itu berarti bahwa kita harus memperhatikan sasaran bahasa kita. Kita harus memperhatikan kepada siapa kita akan menyampaikan bahasa kita. Oleh sebab itu, unsur umur, pendidikan, agama, status sosial, lingkungan sosial, dan sudut pandang khalayak sasaran kita tidak boleh kita abaikan.
BAHASA
INDONESIA SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
Bahasa
dan masyarakat adalah hal yang berpengaruh. Apabila suatu masyarakat berkembang
dengan baik, maka bahasapun akan berkembang dengan baik, karena bahasa
merupakan budaya dari masyarakat.
Bahasa Indonesia dalam IPTEK
Dalam
ilmu pengetahuan dan teknologi, bahasa berfungsi untuk menyampaikan
informasi dengan cepat dan sekecil-kecilnya. Untuk itu penuturan ilmu pengetahuan
dan teknokogi kepada masyarakat hendaklah menggunakan bahasa ilmiah. Dan
persyaratan penuturan karangan ilmiah kurang lebih sebagai berikut:
Bahasa
ilmu pengatahuan dan teknologi mempersyaratkan pengetahuan yang lugas, tetapi
jelas. Dengan demikian, salah tafsir atau makna ganda sedapat mungkin dihindari
karena itu kata yang terpakai umumnya lebih bersifat denotatif daripada konotatif.
Di samping itu, kejelasan dengan urutan keterangan yang saling berhubungan dan
mudah dipahami oleh pembaca.
1)Ringkas, bahasa ilmu pengatahuan dan teknologi mengharuskan uraian yang padat, tetapi tidak dengan memendekkan atau menggunakan akronim, lebih-lebih yang tidak dikenal umum.
2)Lengkap, bahasa ilmu pengatahuan dan teknologi tidak membiarkan pembaca bertanya-tanya tentang maksud suatu pernyataan. Sebaliknya, yang sudah nyata atau tidak perlu diulang-ulang atau diberi tekanan khusus. Semua data yang perlu haruslah ada. Sedangkan yang berlebih-lebihan haruslah ditinggalkan.
3)Sederhana, ditandai dengan kosakata yang tidak bermuluk-muluk dan sintaksis yang tidak berbelit-belit.
4)Keutuhan dan Unity yang dapat dilihat dari hubungan yang baik dan logis antara bagian-bagian karangan , sehingga keseluruhan hubungan yang baik dan logis itu tetap tanpak. Misalnya, dilihat dari salah satu paragraf merupakan salah satu dari karangan itu, akan tanpak adanya hubungan antara kalimat yang satu dan yang lain yang keseluruhannya berkaitan erat dengan kalimat topik paragraf itu.
5)Keruntutan atau Coherence, yang berarti adanya keterpautan makna di dalam suatu karya tulis. Keterpautan makna ini dapat dicapai dengan menyusun kalimat-kalimat logis dan kronologis serta berdasarkan urutan pentingnya kalimat. Kalimat yang satu dapat diperjelas dengan makna kalimat yang lain, baik yang mendahului maupun yang mengikutinya. Keruntutan juga ditentukan oleh keterpautan gramatikan cohesion, yang dapat dilihat dengan adanya pemarkah yang menandai bahwa kalimat yang satu bertautan dengan kalimat yang lain. Sebagai contoh, apabila kalimat memiliki hubungan sebab akibat, maka kata penghubung yang cocok untuk menghbungkan kalimat itu adalah karena, oleh karena itu, sebab. Demikian juga, apabila hubungan itu menunjukkan pertentangan atau kebalikan, maka kata penghubung yang cocok adalah tetapi, namun, sebaliknya, dan lain-lain.
6)Tidak menggunakan Implikatur, suatu hal baru diterangkan sejelas mngkin tanpa menggunkan implikasi seperti yang banyak terdapat dalam bahasa lisan sehari-hari.
7)Inferensi, yang akan mungkin dibuat oleh pembaca diarahkan oleh penulis, sehingga memungkinkan adanya interpretasi yang sama bagi para pembaca.
8)Sebaliknya disediakan ringkasan isi agar terdapat kesesuaian antara penulis dan pembaca.
9)Presoposisi yang diciptakan disesuaikan dengan tingkat pengatahuan pembaca.
10)Ketelitian, merupakan ciri khas ilmu pengatahuan dan teknologi. Ciri ini kita temukan pula dalam pengungkapan profesional, artinya penuturan dengan kata. Ketelitian tidak hanya menyangkut hal yang besar, tetapi hal yang kecil pun harus diperhatikan. Ketelitian dalam ilmu pengatahuan dan teknologi menyangkut penggunaan data, penerapan rumus, penerapan nama orang, nama tempat, dan nama alat, bahkan ejaan dan tanda baca. Ketelitian dalam pemakaian lambang dan satuan.
Apabila seluruh ciri-ciri di atas dipergunakan dalam suatu karangan ilmiah, ditambah dengan adanya metode penelitian yang cocok dengan materi yang diteliti, maka karangan itu akan tampak canggih bagi pembaca. Oleh karena itu, penulis tidak perlu takut apabila bahasa yang dipergunakan tidak indah, tidak muluk-mulik, dan tidak selalu menggunakan istilah baru yang merupakan padanan kata dari bahasa asing.
1)Ringkas, bahasa ilmu pengatahuan dan teknologi mengharuskan uraian yang padat, tetapi tidak dengan memendekkan atau menggunakan akronim, lebih-lebih yang tidak dikenal umum.
2)Lengkap, bahasa ilmu pengatahuan dan teknologi tidak membiarkan pembaca bertanya-tanya tentang maksud suatu pernyataan. Sebaliknya, yang sudah nyata atau tidak perlu diulang-ulang atau diberi tekanan khusus. Semua data yang perlu haruslah ada. Sedangkan yang berlebih-lebihan haruslah ditinggalkan.
3)Sederhana, ditandai dengan kosakata yang tidak bermuluk-muluk dan sintaksis yang tidak berbelit-belit.
4)Keutuhan dan Unity yang dapat dilihat dari hubungan yang baik dan logis antara bagian-bagian karangan , sehingga keseluruhan hubungan yang baik dan logis itu tetap tanpak. Misalnya, dilihat dari salah satu paragraf merupakan salah satu dari karangan itu, akan tanpak adanya hubungan antara kalimat yang satu dan yang lain yang keseluruhannya berkaitan erat dengan kalimat topik paragraf itu.
5)Keruntutan atau Coherence, yang berarti adanya keterpautan makna di dalam suatu karya tulis. Keterpautan makna ini dapat dicapai dengan menyusun kalimat-kalimat logis dan kronologis serta berdasarkan urutan pentingnya kalimat. Kalimat yang satu dapat diperjelas dengan makna kalimat yang lain, baik yang mendahului maupun yang mengikutinya. Keruntutan juga ditentukan oleh keterpautan gramatikan cohesion, yang dapat dilihat dengan adanya pemarkah yang menandai bahwa kalimat yang satu bertautan dengan kalimat yang lain. Sebagai contoh, apabila kalimat memiliki hubungan sebab akibat, maka kata penghubung yang cocok untuk menghbungkan kalimat itu adalah karena, oleh karena itu, sebab. Demikian juga, apabila hubungan itu menunjukkan pertentangan atau kebalikan, maka kata penghubung yang cocok adalah tetapi, namun, sebaliknya, dan lain-lain.
6)Tidak menggunakan Implikatur, suatu hal baru diterangkan sejelas mngkin tanpa menggunkan implikasi seperti yang banyak terdapat dalam bahasa lisan sehari-hari.
7)Inferensi, yang akan mungkin dibuat oleh pembaca diarahkan oleh penulis, sehingga memungkinkan adanya interpretasi yang sama bagi para pembaca.
8)Sebaliknya disediakan ringkasan isi agar terdapat kesesuaian antara penulis dan pembaca.
9)Presoposisi yang diciptakan disesuaikan dengan tingkat pengatahuan pembaca.
10)Ketelitian, merupakan ciri khas ilmu pengatahuan dan teknologi. Ciri ini kita temukan pula dalam pengungkapan profesional, artinya penuturan dengan kata. Ketelitian tidak hanya menyangkut hal yang besar, tetapi hal yang kecil pun harus diperhatikan. Ketelitian dalam ilmu pengatahuan dan teknologi menyangkut penggunaan data, penerapan rumus, penerapan nama orang, nama tempat, dan nama alat, bahkan ejaan dan tanda baca. Ketelitian dalam pemakaian lambang dan satuan.
Apabila seluruh ciri-ciri di atas dipergunakan dalam suatu karangan ilmiah, ditambah dengan adanya metode penelitian yang cocok dengan materi yang diteliti, maka karangan itu akan tampak canggih bagi pembaca. Oleh karena itu, penulis tidak perlu takut apabila bahasa yang dipergunakan tidak indah, tidak muluk-mulik, dan tidak selalu menggunakan istilah baru yang merupakan padanan kata dari bahasa asing.
Bahasa Indonesia sebagai Sarana Pengembangan IPTEK
Bahasa
Indonesia merupakan bahasa yang masih muda.Bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional baru pada tahun 1928 yang ditandai dengan lahirnya Sumpah Pemuda pada
tanggal 28 Oktober 1928. sejak itu nama
Indonesia dipakai sebagai nama tersebut, yang sebelumnya dikenal dengan bahasa
Melayu. Setelah Indonesia merdeka, bahasa Indonesia itu dijadikan bahasa
negara, seperti dapat dibaca pada Undang-Undang Dasar 1945, pasal 36. ini
berarti bahwa, sebagai bahasa negara bahasa Indonesia baru lahir tahun 1945,
bersamaan dengan disahkannya Undang-Undang 1945.
Ilmu pengatahuan dan teknologi di negara kita ini, sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Untuk itu, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bahan pembahasannya seyogyannya ditulis dengan gaya karya ilmiah, atau ilmiah populer. Penyajian karya ilmiah populer tidak memerlukan skemata atau pengatahuan yang rumit tentang segala sesuatu yang dibahas. Ilmu pengatahuan dan teknologi dapat disajikan dengan bahasa yang jelas, dengan mempergunakan istilah yang lazim digunakan dalam masyarakat umum. Nadanya imformatif, diselingin banyak humor agar menarik bagi pembaca.
Apabila di dalam masyarakat ada istilah yang dapat dipergunakan untuk merujuk pada suatu konsep tentang pengatahuan dan teknologi, maka hendaklah istilah itu dipakai. Apabila tidak ada istilah yang sesuai dengan konsep itu, maka hendaklah mengambil istilah yang sudah ada, yang maknanya hampir sama atau mendekati istilah yang dimaksud. Sebagai contoh istilah fossilised atau telah menjadi fosil dalam ilmu terapan pengajaran bahasa dapat diganti menadi salah kaprah atau salah yang sudah terbiasa.
Penggunaan istilah baru sebagai pengganti istilah asing, memang seyogyanya mendapatkan perhatian khusus dari para penulis karangan ilmiah. Namun penggembangan penggunaan selanjutnya sangat bergantung kepada keberanian istilah baru itu dalam masyarakat. kata canggih misalnya, kini sudah memasyarakat dengan baik. Salah satu alasannya mungkin karena kata sophisticated yang semula dipergunakan sebelum kata ”canggih” dilakukan, belum begitu banyak dipergunakan oleh penulis ilmu pengatahuan dan teknologi. Selain kata canggih, istilah sangkil dan ”mangkus” memiliki pengalaman yang kurang menyenangkan karena belum kuasa mengganti kata efektif dan efisien yang tampaknya sudah lebih lama membudaya di kalangan masyarakat.
Kata-kata politik, sukses, dan stop, misalnya sudah merupakan puntungan yang sangat mapan. Namun kata jadian yang dimuat dari kata asal itu tidak semuanya menjadi penerimaan yang sama di kalangan masyarakat. Kata menyetop sudah lazim digunakan secaa umum, demikian juga kata memolitikkan. Namun kata menyukseskan masih bersaing dengan kata mensukseskan tanpa ada tanda-tanda yang mana yang akan tersingkir, seperti hanya dengan kata mempolitikkan.
Di samping itu kata sinyalir lebih dulu muncul dari pada kata sophisticated, yang mungkin bersamaan dengan dipungutnya kata politik dan sukses. Namun kata itu tidak mendapat perlakuan sama seperti kata politik dan sukses. Kata jadian menyinyalir memiliki kesan ”bindeng” dan kurang enak didengar, sehingga tetap dibentuk memjadi mensinyalir.
Begitu pula dengan kecendrungan sementara orang untuk menggunakan istilah-istilah yang kurang cocok untuk karangan ilmiah, seperti penggunaan akhiran –an, untuk kata apa, dan cepat juga dapat dihilangkan.
Dalam bahasan Indonesia, untuk bidang ilmu pengatahuan dan teknologi, telah tumbuh peristilahan, ungkapan dan semantik. Menciptakan istilah mengharuskan penghayatan ilmu yang bersangkutan dan pemahaman bahasa yang secukupnya. Di sini kita temukan perpaduan antara cara cipta dan cita rasa. Lihatlah berapa banyak istilah yang kita ciptakan hanya dengan membubuhkan awalan dan akhiran. Kata larut misalnya, dapat kita turunkan menjadi melarut, larutan, pelarut, pelarutan, dan kelarutan. Kita pun dapat menggali dari khasana bahasa Indonesia.
Bentuk lain, penuturan bahasa Indonesia sebagai bahasa IPTEK, yang merupakan padanan dari bahasa asing, misalnya kata engineering dapat dipadankan dengan kata rekayasa. Dari kata rekayasa dapat diciptakan kata perekayasaan, merekayasa, teknik merekayasa, rekayasa genetika, dan sebagainya.
Belakangan ini ada anggapan dari kebanyakan orang, bahwa bahasa Indonesia tidak dapat diringkas . berdasarkan penelitian dan pengamatan yang dilakukan oleh Purwo Hadijojo, yang difokuskan pada perbandingan judul karya ilmiah dalam bahasa Inggris Ground Water for Irrigation dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan dengan jumlah kata yang relatif sama, yaitu air tanah untuk irigasi, ada juga judul karya ilmiah dari bahasa Inggris yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yang lebih pendek, yaitu The Economic Value of Ground Water dalam bahasa Indonesia Nilai Ekonomi Air Tanah. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa bahasa Indonesia memiliki kemampuan yang sama dengan bahasa didunia lainnya dalam mengembangkan bahasa IPTEK.
Ilmu pengatahuan dan teknologi di negara kita ini, sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Untuk itu, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bahan pembahasannya seyogyannya ditulis dengan gaya karya ilmiah, atau ilmiah populer. Penyajian karya ilmiah populer tidak memerlukan skemata atau pengatahuan yang rumit tentang segala sesuatu yang dibahas. Ilmu pengatahuan dan teknologi dapat disajikan dengan bahasa yang jelas, dengan mempergunakan istilah yang lazim digunakan dalam masyarakat umum. Nadanya imformatif, diselingin banyak humor agar menarik bagi pembaca.
Apabila di dalam masyarakat ada istilah yang dapat dipergunakan untuk merujuk pada suatu konsep tentang pengatahuan dan teknologi, maka hendaklah istilah itu dipakai. Apabila tidak ada istilah yang sesuai dengan konsep itu, maka hendaklah mengambil istilah yang sudah ada, yang maknanya hampir sama atau mendekati istilah yang dimaksud. Sebagai contoh istilah fossilised atau telah menjadi fosil dalam ilmu terapan pengajaran bahasa dapat diganti menadi salah kaprah atau salah yang sudah terbiasa.
Penggunaan istilah baru sebagai pengganti istilah asing, memang seyogyanya mendapatkan perhatian khusus dari para penulis karangan ilmiah. Namun penggembangan penggunaan selanjutnya sangat bergantung kepada keberanian istilah baru itu dalam masyarakat. kata canggih misalnya, kini sudah memasyarakat dengan baik. Salah satu alasannya mungkin karena kata sophisticated yang semula dipergunakan sebelum kata ”canggih” dilakukan, belum begitu banyak dipergunakan oleh penulis ilmu pengatahuan dan teknologi. Selain kata canggih, istilah sangkil dan ”mangkus” memiliki pengalaman yang kurang menyenangkan karena belum kuasa mengganti kata efektif dan efisien yang tampaknya sudah lebih lama membudaya di kalangan masyarakat.
Kata-kata politik, sukses, dan stop, misalnya sudah merupakan puntungan yang sangat mapan. Namun kata jadian yang dimuat dari kata asal itu tidak semuanya menjadi penerimaan yang sama di kalangan masyarakat. Kata menyetop sudah lazim digunakan secaa umum, demikian juga kata memolitikkan. Namun kata menyukseskan masih bersaing dengan kata mensukseskan tanpa ada tanda-tanda yang mana yang akan tersingkir, seperti hanya dengan kata mempolitikkan.
Di samping itu kata sinyalir lebih dulu muncul dari pada kata sophisticated, yang mungkin bersamaan dengan dipungutnya kata politik dan sukses. Namun kata itu tidak mendapat perlakuan sama seperti kata politik dan sukses. Kata jadian menyinyalir memiliki kesan ”bindeng” dan kurang enak didengar, sehingga tetap dibentuk memjadi mensinyalir.
Begitu pula dengan kecendrungan sementara orang untuk menggunakan istilah-istilah yang kurang cocok untuk karangan ilmiah, seperti penggunaan akhiran –an, untuk kata apa, dan cepat juga dapat dihilangkan.
Dalam bahasan Indonesia, untuk bidang ilmu pengatahuan dan teknologi, telah tumbuh peristilahan, ungkapan dan semantik. Menciptakan istilah mengharuskan penghayatan ilmu yang bersangkutan dan pemahaman bahasa yang secukupnya. Di sini kita temukan perpaduan antara cara cipta dan cita rasa. Lihatlah berapa banyak istilah yang kita ciptakan hanya dengan membubuhkan awalan dan akhiran. Kata larut misalnya, dapat kita turunkan menjadi melarut, larutan, pelarut, pelarutan, dan kelarutan. Kita pun dapat menggali dari khasana bahasa Indonesia.
Bentuk lain, penuturan bahasa Indonesia sebagai bahasa IPTEK, yang merupakan padanan dari bahasa asing, misalnya kata engineering dapat dipadankan dengan kata rekayasa. Dari kata rekayasa dapat diciptakan kata perekayasaan, merekayasa, teknik merekayasa, rekayasa genetika, dan sebagainya.
Belakangan ini ada anggapan dari kebanyakan orang, bahwa bahasa Indonesia tidak dapat diringkas . berdasarkan penelitian dan pengamatan yang dilakukan oleh Purwo Hadijojo, yang difokuskan pada perbandingan judul karya ilmiah dalam bahasa Inggris Ground Water for Irrigation dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan dengan jumlah kata yang relatif sama, yaitu air tanah untuk irigasi, ada juga judul karya ilmiah dari bahasa Inggris yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yang lebih pendek, yaitu The Economic Value of Ground Water dalam bahasa Indonesia Nilai Ekonomi Air Tanah. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa bahasa Indonesia memiliki kemampuan yang sama dengan bahasa didunia lainnya dalam mengembangkan bahasa IPTEK.
Sumber :
Chomsky, N. 1986. Knowledge of Laguage: Its Native, Origin and
Used. New York: Preager.
Hadiwijojo, M. 1980. Perkembangan Penggunaan BI dalam Ilmu
dan Teknik, Majalah Bahasa dan Sastra, Tahun VI, Nomor 6. Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa. Jakarta.
kartomiharjo, Suesono. 1988. Bahasa Cermin Kehidupan Masyarakat.
P2LPTK. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Jakarta
No comments:
Post a Comment